Senin, 03 Juni 2013

SEMAR

SEMAR 




Kyai Lurah Semar Badranaya adalah nama tokoh PUNAKAWAN  paling utama dalam PEWAYANGAN JAWA dan SUNDA  Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para KESATRIA dalam pementasan kisah-kisah MAHABARATA dan RAMAYANA . Tentu saja nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua WIRACARITA  tersebut yang berbahasa SANSKERTA karena tokoh ini merupakan asli ciptaan pujangga JAWA.

Sejarah Semar 

Menurut sejarawan Prof. Dr. Slamet Muljana, tokoh Semar pertama kali ditemukan dalam karya sastra zaman KERAJAAN MAJAPAHIT berjudul SUDAMALA]. Selain dalam bentuk KAKAWIN  kisah Sudamala juga dipahat sebagai RELIF dalam Candi Sukuh yang berangka tahun 1439 .
Semar dikisahkan sebagai abdi atau hamba tokoh utama cerita tersebut, yaitu SADEWA dari keluarga PANDAWA. Tentu saja peran Semar tidak hanya sebagai pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.
Pada zaman berikutnya, ketika kerajaan-kerajaan Islam berkembang di Pulau Jawa, pewayangan pun dipergunakan sebagai salah satu media dakwah. Kisah-kisah yang dipentaskan masih seputar MAHABARATA yang saat itu sudah melekat kuat dalam memori masyarakat Jawa. Salah satu ULAMA yang terkenal sebagai ahli budaya, misalnya SUNAN KALIJAGA. Dalam pementasan wayang, tokoh Semar masih tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan peran aktifnya lebih banyak daripada dalam kisah Sudamala.
Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi. Para pujangga Jawa dalam karya-karya sastra mereka mengisahkan Semar bukan sekadar rakyat jelata biasa, melaikan penjelmaan Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru, raja para dewa

KELAHIRAN
Terdapat beberapa versi tentang kelahiran atau asal-usul Semar. Namun semuanya menyebut tokoh ini sebagai penjelmaan dewa
Dalam naskah Serat Kanda dikisahkan, penguasa KAHYANGAN  bernama SANG HYANG NURASA memiliki dua orang putra bernama Sanghyang Tunggal dan Sanghyang Wenang. Karena Sanghyang Tunggal berwajah jelek, maka takhta kahyangan pun diwariskan kepada Sanghyang Wenang. Dari Sanghyang Wenang kemudian diwariskan kepada putranya yang bernama Batara Guru. Sanghyang Tunggal kemudian menjadi pengasuh para kesatria keturunan Batara Guru, dengan nama Semar.
Dalam naskah Paramayoga dikisahkan, Sanghyang Tunggal adalah anak dari Sanghyang Wenang. Sanghyang Tunggal kemudian menikah dengan Dewi Rakti, seorang putri raja jin kepiting bernama Sanghyang Yuyut. Dari perkawinan itu lahir sebutir mustika berwujud telur yang kemudian berubah menjadi dua orang pria. Keduanya masing-masing diberi nama Ismaya untuk yang berkulit hitam, dan Manikmaya untuk yang berkulit putih. Ismaya merasa rendah diri sehingga membuat Sanghyang Tunggal kurang berkenan. Takhta kahyangan pun diwariskan kepada Manikmaya, yang kemudian bergelar Batara Guru. Sementara itu Ismaya hanya diberi kedudukan sebagai penguasa alam Sunyaruri, atau tempat tinggal golongan makhluk halus. Putra sulung Ismaya yang bernama Batara Wungkuham memiliki anak berbadan bulat bernama Janggan Smarasanta, atau disingkat Semar. Ia menjadi pengasuh keturunan Batara Guru yang bernama Resi Manumanasa dan berlanjut sampai ke anak-cucunya. Dalam keadaan istimewa, Ismaya dapat merasuki Semar sehingga Semar pun menjadi sosok yang sangat ditakuti, bahkan oleh para dewa sekalipun. Jadi menurut versi ini, Semar adalah cucu dari Ismaya.
Dalam naskah Purwakanda dikisahkan, Sanghyang Tunggal memiliki empat orang putra bernama Batara Puguh, Batara Punggung, Batara Manan, dan Batara Samba. Suatu hari terdengar kabar bahwa takhta kahyangan akan diwariskan kepada Samba. Hal ini membuat ketiga kakaknya merasa iri. Samba pun diculik dan disiksa hendak dibunuh. Namun perbuatan tersebut diketahui oleh ayah mereka. Sanghyang Tunggal pun mengutuk ketiga putranya tersebut menjadi buruk rupa. Puguh berganti nama menjadi Togogsedangkan Punggung menjadi Semar. Keduanya diturunkan ke dunia sebagai pengasuh keturunan Samba, yang kemudian bergelarBatara Guru. Sementara itu Manan mendapat pengampunan karena dirinya hanya ikut-ikutan saja. Manan kemudian bergelar Batara Narada dan diangkat sebagai penasihat Batara Guru.
Dalam naskah Purwacarita dikisahkan, Sanghyang Tunggal menikah dengan Dewi Rekatawati putra Sanghyang Rekatatama. Dari perkawinan itu lahir sebutir telur yang bercahaya. Sanghyang Tunggal dengan perasaan kesal membanting telur itu sehingga pecah menjadi tiga bagian, yaitu cangkang, putih, dan kuning telur. Ketiganya masing-masing menjelma menjadi laki-laki. Yang berasal dari cangkang diberi nama Antaga, yang berasal dari putih telur diberi nama Ismaya, sedangkan yang berasal dari kuningnya diberi nama Manikmaya. Pada suatu hari Antaga dan Ismaya berselisih karena masing-masing ingin menjadi pewaris takhta kahyangan. Keduanya pun mengadakan perlombaan menelan gunung. Antaga berusaha melahap gunung tersebut dengan sekali telan namun justru mengalami kecelakaan. Mulutnya robek dan matanya melebar. Ismaya menggunakan cara lain, yaitu dengan memakan gunung tersebut sedikit demi sedikit. Setelah melewati bebarpa hari seluruh bagian gunung pun berpindah ke dalam tubuh Ismaya, namun tidak berhasil ia keluarkan. Akibatnya sejak saat itu Ismaya pun bertubuh bulat. Sanghyang Tunggal murka mengetahui ambisi dan keserakahan kedua putranya itu. Mereka pun dihukum menjadi pengasuh keturunan Manikmaya, yang kemudian diangkat sebagai raja kahyangan, bergelar Batara Guru. Antaga dan Ismaya pun turun ke dunia. Masing-masing memakai nama Togog dan Semar.

Silsilah dan Keluarga


Dalam pewayangan dikisahkan, Batara Ismaya sewaktu masih di kahyangan sempat dijodohkan dengan sepupunya yang bernama Dewi Senggani. Dari perkawinan itu lahir sepuluh orang anak, yaitu:

  • Batara Wungkuham
  • Batara Surya
  • Batara Candra
  • Batara Tamburu
  • Batara Siwah
  • Batara Kuwera
  • Batara Yamadipati
  • Batara Kamajaya
  • Batara Mahyanti
  • Batari Darmanastiti

Semar sebagai penjelmaan Ismaya mengabdi untuk pertama kali kepada Resi Manumanasa, leluhur para Pandawa. Pada suatu hari Semar diserang dua ekor harimau berwarna merah dan putih. Manumanasa memanah keduanya sehingga berubah ke wujud asli, yaitu sepasang bidadari bernama Kanistri dan Kaniraras. Berkat pertolongan Manumanasa, kedua bidadari tersebut telah terbebas dari kutukan yang mereka jalani. Kanistri kemudian menjadi istri Semar, dan biasa dipanggil dengan sebutan Kanastren. Sementara itu, Kaniraras menjadi istri Manumanasa, dan namanya diganti menjadi Retnawati, karena kakak perempuan Manumanasa juga bernama Kaniraras.


PASANGAN PONAKAWAN
Dalam pewayangan Jawa Tengah, Semar selalu disertai oleh anak-anaknya, yaitu GarengPetruk, dan Bagong. Namun sesungguhnya ketiganya bukan anak kandung Semar. Gareng adalah putra seorang pendeta yang mengalami kutukan dan terbebas oleh Semar. Petruk adalah putra seorang raja bangsa Gandharwa. Sementara Bagong tercipta dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa.
Dalam pewayangan Sunda, urutan anak-anak Semar adalah CepotDawala, dan Gareng. Sementara itu, dalam pewayangan Jawa Timuran, Semar hanya didampingi satu orang anak saja, bernama Bagong, yang juga memiliki seorang anak bernama Besut.
BENTUK FISIK
Semar memiliki bentuk fisik yang sangat unik, seolah-olah ia merupakan simbol penggambaran jagad raya. Tubuhnya yang bulat merupakan simbol dari bumi, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya.
Semar selalu tersenyum, tapi bermata sembab. Penggambaran ini sebagai simbol suka dan duka. Wajahnya tua tapi potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil, sebagai simbol tua dan muda. Ia berkelamin laki-laki, tapi memiliki payudara seperti perempuan, sebagai simbol pria dan wanita. Ia penjelmaan dewa tetapi hidup sebagai rakyat jelata, sebagai simbol atasan dan bawahan.
KEISTIMEWAAN SEMAR.
Semar merupakan tokoh pewayangan ciptaan pujangga lokal. Meskipun statusnya hanya sebagai abdi, namun keluhurannya sejajar dengan Prabu Kresna dalam kisah Mahabharata. Jika dalam perang Baratayuda menurut versi aslinya, penasihat pihak Pandawa hanya Kresna seorang, maka dalam pewayangan, jumlahnya ditambah menjadi dua, dan yang satunya adalah Semar.
Semar dalam karya sastra hanya ditampilkan sebagai pengasuh keturunan Resi Manumanasa, terutama para Pandawa yang merupakan tokoh utama kisah Mahabharata. Namun dalam pementasan wayang yang bertemakan Ramayana, para dalang juga biasa menampilkan Semar sebagai pengasuh keluarga Sri Rama ataupun Sugriwa. Seolah-olah Semar selalu muncul dalam setiap pementasan wayang, tidak peduli apapun judul yang sedang dikisahkan.
Dalam pewayangan, Semar bertindak sebagai pengasuh golongan kesatria, sedangkan Togog sebagai pengasuh kaum raksasa. Dapat dipastikan anak asuh Semar selalu dapat mengalahkan anak asuh Togog. Hal ini sesungguhnya merupakan simbol belaka. Semar merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa kahyangan. Jadi, apabila para pemerintah - yang disimbolkan sebagai kaum kesatria asuhan Semar - mendengarkan suara rakyat kecil yang bagaikan suara Tuhan, maka negara yang dipimpinnya pasti menjadi nagara yang unggul dan sentosa.

SILSILAH SEMAR DIDALAM CATATAN SILSILAH PRIBADI AGUNG PAMBUDI SUMBER SESEPUH DAHA KEDIRI 

SILSILAH LELUHUR JAWA DWIPA
Sebenarnya pohon silsilah itu ada 3 (tiga) golongan
1. Sejarah Silsilah Manusia
2, Sejarah silsilah Jan yg sama sekali tidak di ketahui Manusia
3. Sejarah Silsilah Campuran (Manusia dan Banu Jan) inipun tidak banyak di ketahui kecuali dari NABI SIS AS /SANG HYANG SYTA saja


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

1. NABI ADAM AS (SANG HYANG JANMAWALIJAYA/SYANG HYANG ADHAMA) USIA 960 TH
a.Pertama Kali Sare'at Sholat Subuh 2 Rokaat  di Turunkan Kepada Nabi Adam as, Raja Pertama Di Muka Bumi.Nama Kerajaan-nya Adalah Kusnia Malebari.Kerajaan ini Kelak Diwariskan Kepada Putranya Yang ke 13 Yang Bernama Sayidina Kayumaras.
b.Nabi Adam As,Menikah Dengan SITI HAWA ( SANG DEWI JANMAWANUJAYA/SANG DEWI KAWAHNYA)Mempunyai 40 Anak Kembar Putra Dan Putri Hingga Jumlahnya 80 Orang.Dan Ditambah Satu Anak Yang lahir Sendiri dan kelahirannya tidak melalui Rahim SITI HAWA, Anak Tersebut Di Beri Nama SAYIDINA SIS Alaihi Salam/Sang Hyang Syta .


2. NABI SIS AS (SYANG HYANG SYTA)
 Putra Ke enam Nabi Adam as..Kelahirannya tidak Melalui Rahim Siti Hawa, ia Menerima 50 Syahifah(Musyaf/lembar Kitab),ia Berperang Dengan Saudara Tuanya yaitu QOBIL (yang Membunuh HABIL Saat Peristiwa Nabi Adam Di Perintah Allah Untuk Mengawinkan Putra Putrinya Dengan Cara Kawin Silang.),NABI SIS AS Usia-nya Mencapai 900 TH.Semasa Hidup Nabi Sis As.Punya Dua Orang Istri ,Istri Pertama Adalah Dewi Mulat (Golongan Bidadari Yg Langsung Dicipta Oleh Allah ) yang Melahirkan Sayidina ANWAS Yang Kelak menurunkan Nabi Nabi.Istri Kedua Nabi Sis As Bernama Dewi Dlajah (Putri Malaikat Izajil /Tercipta dari unsur jasmani Malaikat Izajil) Yang Melahirkan Sayidinna ANWAR yang kelak Menjadi DEWA/Sang Hyang/JAWA-TA Yang Pertama Kali Di Muka Bumi ,Bergelar Syang Hyang NURCAHYA (Pengertian DEWA Disini Adalah Manusia Yang DiBeri Usia Panjang Sama Dengan Kaum Malaikat Dan Mempuyai Pengetahuan Yang Luas )Dan Sang hyang NURCAHYA Inilah Yang Kelak Menurunkan DEWA DEWA Dimuka Bumi,

3.SAYID ANWAR (SYANG HYANG NUR CAHYA) RAJA KERAJAAN MALHADEWA(MALWADEWA)Putra Nabi Sis as (Syang hyang Syta)Yang terlahir dari ibu Dewi Dlajah bin Izajil,Yang Kelak Melahirkan para DEWA
a.menikah dengan DEWI NURINI BINTI PRABU NUR HADI BIN Wenus Andakara Bin Andajali  BIN SYANG HYANG BABAR BUANA BIN IZAJIL.Pernikahan Sayid Anwar Dan Dewi Nurini Ini Terjadi Pada Zaman Nabi Musa As,,(keturunan Sayid Anwas).Syid Anwas Sudah Menurunkan Jutaan Umat manusia dan nabi nabi sedangkan sayid Anwar baru Saja Menikah Itupun atas Perintah Allah swt Agar ia Punya Keturunan Yang Bisa Menjadi Raja Raja Di India Dan Jawa (jawa maksudnya adalah pulau panjang yang membentang dari tanah aceh hingga bali )dari perkawinannya ini menghasilkan satu putra yang bernama NURASA (SYANG HYANG NURASA)

4. SYANG HYANG NURASA
 Putra Sayidina Anwar (Sang Hyang Nurcahya )yang Terlahir Dari Ibu Dewi Dewi Nurini Binti Prabu Nurhadi.Mewarisi Kerajaan Ayahnya yaitu Kerajaan MALHADEWA (MALWADEWA).
a.menikah dengan DEWI SARWATI (RAWATI) BINTI PRABU RAWANGIN BIN 
Wenus Andakara Bin Andajali   BIN SYANG HYANG BABAR BUANA BIN IZAJIL
b.mempunyai tiga anak 
1. SYANG HYANG WENING / DARMAJAKA( MENDIRIKAN KERAJAAN DI SRI LANKA  
2.SYANG HYANG WENANG(Mewarisi Kerajaan Mertuanya Raja Keling India,Yaitu Prabu Hari Bin Saraba bin Wenus andakara bin andajali bin babarbuana bin izajil)
  3. SYANG HYANG TAYA(PramanaWisesa)



5.SYANG HYANG WENANG(SYANG HYANG WISESA) Putra Sang Hyang Nurasa Yang Kedua Nama Kerajaan-nya Adalah kahyangan Pulau Dewa Dengan Gelar Sang hyang jatiwisesa Ia Juga Mendirikan Kahyangan Tengguru.Kemudian ia Menjadi Raja Kerajaan Keling di India.Kerajaan Yang Kelak Dipindah ke Jawa yaitu Di Keling Kepung Kediri /(kalingga)dizaman Pemerintahan Prabu Wasumurti . 
a. menikah dengan DEWI SAOTI BINTI PRABU HARI ( RAJA KELING INDIA) SH KALINGGA PATI Dari pernikahannya itu Melahirkan 2 orang putra Dan 1 Orang Putri yaitu ,
1,Tunggal (Sang Hyang Tunggal) 
2.Hening 
3.Suyati.



6.SANG HYANG TUNGGAL (Putra kesatu Sang hyang Wenang yang terlahir dari Ibu Saoti binti Prabu Hari Raja Keling /kalingga India,Ia Mewarisi Kerajaan ayahnya Yaitu Kerajaan Keling/Kalingga di India)  
Punya Dua Orang Istri 
a.istri pertama DEWI RAKTI Binti  SYANG HYANG SUYUD (RAJA JIN) ( Berputra 3 orang yaitu 1. SYANG HYANG ANTAGA (TOGOG) 
2. Syang Hyang ISMAYA (SEMAR) 
3.SANG HYANG MANIK MAYA. (BETARA GURU)
b. istri kedua DEWI DARMANI Binti SANG HYANG DARMAJAKA Bin SYANG HYANG NURASA bin SANG HYANG NURCAHYA Bin SIS AS,( punya 3 orang anak 

1. SYANG HYANG DARMA DEWA 
2. SYANG HYANG DARMASTUTI 
3. SYANG HYANG DEWANJALI



7.SANG HYANG ISMAYA/JANGGAN SMARA/JANGGAN SEMARSANTA/SEMAR (PAMOMONG AGUNG PARA KSATRIYA KETURUNAN BRAHMA DAN WISNU).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar