WAYANG NUSANTARA BAGONG KEMBAR
Bayangkan bila dua orang Bagong bertemu dalam satu adegan. Kejadian itu berpotensi menimbulkan prahara ketawa yang bisa memunculkan orang-orang sinting baru, pastinya saya salah satunya. Bagong, putera ketiga Semar setelah Gareng dan Petruk, dideskripsikan oleh Begawan Wikipedia sebagai punakawan yang sifatnya menghibur. Potongan tubuhnya mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat pendek, matanya lebar, bibirnya tebal, memble. Rambut belakangnya dikucir pendek.
Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri, ngeyel, polos, namun teguh pada kebenaran. Karakter Bagong sering dijadikan media untuk melontarkan koreksi pada penguasa. Beberapa catatan sejarah bahkan menyebutkan bahwa beberapa penguasa monarki Jawa di masa lalu pernah membuat larangan menampilkan tokoh Bagong dalam pentas wayang. Sebuah indikasi bahwa penguasa emoh dikoreksi oleh rakyat jelata seperti Bagong.
Alkisah, sidang agung kerajaan Astina gempar oleh kabar masuknya durjana ke taman Ratu Banowati. Prabu Baladewa yang sedang bertamu langsung naik darah mendengar kabar intelijen Kurawa itu. Bersama Panembahan Durna, Patih Sengkuni dan Jayadatra, Baladewa segera mengepung taman untuk menangkap bajingan yang ternyata adalah Bagong. Ajaib, satu persatu berusaha menangkap, namun semuanya kalah. Baladewa memutuskan mengajak Durna untuk melaporkan hal ini kepada Arjuna, majikan Bagong, untuk memberi pelajaran pada ajudan yang dianggap melanggar kode etik punakawan ini.
Syahdan di Amarta, Kresna berada di tengah pada Pandawa untuk membahas lenyapnya senjata-senjata kerajaan. Senjata Pasopati dan Sarotama milik Arjuna menghilang. Begitu pula senjata Cakra milik Kresna, dan Tumbak Kalawelang milik Yudhistira. Mendengar penuturan Baladewa tentang sensasi Bagong nyelonong ke keputren Astina, aristokrat kubu Amarta ikut-ikutan kalap. Gatotkaca dan Setyaki ditugasi ke Astina, Arjuna, Semar, Petruk dan Gareng turun tangan bersama-sama melabrak ke rumah Bagong.
Dirumahnya, Bagong yang asli terkejut menerima serbuan kroninya sendiri. Ia merasa dikambinghitamkan dalam kasus Banowati. Bagong tak kemana-mana, apalagi ke Astina. Bagong merasa dizalimi dan dipermalukan dengan adanya skandal itu. Ia tak terima. Ia melawan Gareng dan Petruk yang hendak menangkapnya. Sampai akhirnya Bagong memilih minggat daripada harus mengakui tuduhan yang tak benar itu. Bagong akhirnya ditolong Batara Narada.
Sesuai arahan Batara Narada, Bagong menyamar menjadi seorang satria untuk melakukan pembuktian. Dalam perjalanan menuju Astina, Bagong Asli yang menyamar ini berhasil mengatasi berbagai gangguan dari wayang-wayang jahat. Sedangkan kontingen Gatotkaca yang bertarung melawan Bagong Palsu di Astina juga dipermalukan secara tidak terhormat, seperti nasib tragis arogansi Baladewa dan sekutunya. Ketika penyamaran Bagong Asli diketahui oleh Kresna, mau tak mau Bagong Asli harus menghadapi Bagong Palsu untuk membuktikan bahwa dirinya benar, tak seburuk sangkaan para penguasa selama ini.
Dan klimaks yang penuh gairah itu terbukti. Pertemuan dua Bagong tak hanya menyuguhkan dialog-dialog jenaka yang dapat menyebabkan mati ketawa, namun juga pertarungan penuh banyolan lucu di sana-sini. Bagong Asli, seperti kisah filem-filem dunia, akhirnya meringkus Bagong Gadungan yang tak lain adalah penjelmaan dari senjata-senjata yang hilang itu.
Bagong, sebagaimana sering diperankan selama ini, adalah simbol orang kecil yang kritis. Ia menyuarakan kebenaran, ia tak sudi selalu ditindas, ia tak mau selalu dijadikan objek penderita. Bagong adalah keteguhan rakyat jelata yang memiliki idealisme, setidaknya ia tak mau dikorbankan hanya untuk sebuah aib penguasa. Bagong adalah rakyat kecil yang punya prinsip dan, setidaknya pada lakon ini, lebih terhormat daripada penguasa yang selalu merasa benar sendiri, yang maunya menang sendiri.