Selasa, 27 November 2012

WAYANG NUSANTARA YAMADIPATI


WAYANG NUSANTARA YAMADIPATI.


Sak jelek-jeleknya Batara Narada yang perawakannya gemuk, pendek, dan mekete, masih ada lucu-lucunya. Sekjen Dewata ini orangnya juga kelihatan nggak punya beban apa-apa. Omongannya biasane pakai awalan ngawur: blegenjong-blegenjong pak pak pong pak pak pong… Mahkamah Konstitusi aja mungkin ndak tahu apa itu artinya dan apakah itu masih konstitusional.

Ndak gitu dengan Batara Yamadipati. Sak jelek-jeleknya Batara Petrajaya alias Yamakingkarapati ini, babar blas sudah ndak ada jenaka-jenakanya. Dewa Pencabut Nyawa yang Mabesnya di Neraka Yomani itu sudah wajahnya mirip raksasa, masih ditekuk mendelep pula ke pangkal leher. Mulutnya selalu mengengeh. Seolah ia tertawa tapi tak ada satu pun manusia yang sanggup menyimpulkan bahwa itu tertawa.

Dan kening Yamadipati selalu mengkerut. Kedua alisnya seolah-olah tak bisa dipisah-pisahkan seperti NKRI. Hidupnya tidak seperti Narada alias Kanekaputra yang cengengesan di mana-mana. Beban hidup Yamadipati tampak berat. Mungkin karena pekerjaannya mencabut nyawa. Padahal dia sendiri tidak tahu siapa yang kelak harus mencabut nyawanya sendiri. Tidak ada Komisi Pencabut Nyawa di atas Yamadipati yang berwenang mencabut nyawa Yamadipati.

Hakim-hakim masih enak. Di atas mereka masih ada Komisi Yudisial. Pak Busyro Muqoddas yang memimpin Komisi Yudisial itu kan kerjanya menilai hakim. Hakim yang nggak becus menghakimi Gayus, akan gantian dihakimi oleh Komisi Yudisial. Hakim yang memenangkan pra-peradilan Anggodo, sehingga Bibit-Chandra dari KPK kembali jadi calon pesakitan, bisa dihakimi oleh Komisi Yudisial.

Lha kalau Yamadipati nggak jegos mencabut nyawa masyarakat, siapa yang mencabut nyawa Yamadipati?

Ndak onok! Asli!

Banyak orang menyangka Yamadipati tak mati-mati saking asyik dan sibuknya mencabut nyawa manusia sampai-sampai ia lupa mencabut nyawanya sendiri. Ndak gitu. Tapi ini karena di atas Yamadipati tak ada lembaga atau komisi independen yang berwenang memeriksa kalau perlu mengadilinya dengan cara mencabut nyawanya.

”Kasus Century yang kabarnya dikawal oleh satgas bikinan DPR saja tetap nggak jelas kapan selesainya dan apakah benar-benar akan dirampungno, kan? Apalagi Yamadipati yang nggak diawasi oleh siapa-siapa…tambah nggak jelas kapan selesainya, kapan matinya,” kata Gareng. Ah, tapi nggak usah didengarlah. Bisa saja Gareng cemburu. Yamadipati itu kan saudaranya sendiri tunggal bapak, Semar.


Ringkas kata, menurut Bagong dan Petruk, Yamadipati tuh merdeka. Jauuuuh… lebih merdeka dibanding orang Indonesia. Orang-orang Nusantara kan, ”atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong oleh keinginan luhur”, menurut pembukaan undang-undang dasar kan baru diantar ”hingga ke depan pintu gerbang kemerdekaan”. Jadi, cuma anguk-anguk nduk depannya pintu gerbang kemerdekaan, belum benar-benar diantar sampai mak plung masuk ke dalam alam kemerdekaan.

Yamadipati merdeka. Lha wong rumah Yamadipati alias Petrajaya ini saja dibangun khusus oleh Wismakarma, dewa arsitek. Berbeda dibanding rumah-rumah dewa yang lain, rumah Petrajaya alias Yamakingkarapati ini tempatnya tidak menentu. Rumah itu bisa berpindah-pindah sendiri sesuai keinginan pemiliknya.

Merdekalah pokoknya anak Semar dari Dewi Kanastren ini!

Kapan nyawa seseorang akan dicabut, suka-suka Yamadipati. Dengan cara apa nyawa seseorang itu akan dicabut, juga suka-suka Yamadipati. Pokoknya bebas, sak karep-karepnya Yamadipati sendiri. Persis dunia perpajakan. Apalagi pajak dan kematian kan sama. Dalam hidup ini yang pasti kan cuma dua: kematian dan pajak.

Ya, orang-orang pajak rumahnya memang nggak bisa berpindah-pindah sendiri sesuai keinginan pemiliknya. Tapi rumah mereka kan juga ada di mana-mana. Mereka juga bekerja suka-suka. Yang menilai pajak kita adalah orang-orang pajak. Yang mengumpulkan uangnya adalah orang-orang pajak juga. Yang mengadili perselisihan pajak adalah orang-orang pajak juga. Mestinya ketiga fungsi itu kan dipisah-pisah lembaganya sehingga ketiganya bisa saling mengawasi, saling plerak-plerok.

Mungkin orang-orang pajak senang punya banyak kekuasaan di satu tangan. Mungkin lembaga perwakilan rakyat juga belum kepikir untuk memperbaiki undang-undang sehingga peradilan pajak kelak lebih otonom. Tapi Yamadipati tidak senang bekerja tanpa pengawas yang otonom. Sebab Yamadipati adalah dewa yang jujur. Bagi orang jujur, sangatlah jadi beban bekerja tanpa pengawas. Setiap saat hanya dia sendiri yang menilai diri sendiri apakah pekerjaannya sendiri itu benar atau salah.

Ya, bayangkan saja kayak apa Yamadipati itu. Sudah jelek, ndak ada lucu-lucunya, beban hidupnya berat pula. Pasti belum pernah ada perempuan yang mengintili-nya sepanjang hayat. Tak heran malam itu hati Yamadipati seperti kajugrugan gunung kembang karena dikintil oleh perempuan jelita bernama Retno Dewi Sawitri.



Retno Sawitri sang juwita adalah perempuan yang dari tubuhnya selalu terkuak campuran wangi melati dan sedap malam. Perempuan lencir kuning ini adalah putri Prabu Aswapati dari Kerajaan Mandaraka, leluhur Prabu Salya. Prabu Salya adalah mertua Baladewa, Adipati Karna dan Duryudana.

Tak selazim kaum perempuan lain dalam zamannya, pada suatu ketika Sawitri malah dipersilakan secara merdeka memilih calon suaminya sendiri. Pilihan Sawitri ternyata Bambang Setiawan dari pertapaan Argakenanga padahal Sawitri tahu lelaki ini ajalnya tak lama lagi tiba.

Saking trenyuh dan kagumnya Yamadipati pada cinta Sawitri terhadap sang suami, di saat ajal yang telah ditentukan Yamadipati tak jadi mencabut nyawa Setiawan. Sebelum balik kanan di bawah pohon sukun, Yamadipati malah mempersilakan Sawitri mengajukan permohonan yang pasti akan dikabulkan Dewa Maut itu, asal jangan meminta pembatalan pencabutan nyawa sang suami.

”Hamba tidak memohon pembatalan. Hamba cuma memohon penundaan barang sejam dua jam. Izinkan kami suami-istri ini berkumpul berolah asmara, andon katresnan, melakoni ulah kridaning priyo-wanodya. Maaf, hamba ingin punya anak sepuluh dalam sekali bercinta.”

Angin meniup daun-daun mahoni, akasia, dan bunga tanjung yang tumbuh di pekarangan rumah Sawitri. Sesuai janjinya, Yamakingkarapati mengabulkan permintaan Sawitri yang diajukan sambil bersimpuh dan menangis. Setelah semuanya berlangsung, Dewa Maut Petrajaya mencabut nyawa Setiawan diiringi lagu lama Kematian Rhoma Irama ”…suatu saat pasti kan dataaaaang… sang malaikat pencabut nyawaaa.. kan mencabut rohmu dari badaaan….”


Kini Yamadipati sudah berjalan cukup jauh sejak pergi dari rumah Sawitri. Lebih jauh dibanding jarak antara kediaman para mafia pajak di Jakarta dan rumah-rumah mafia pajak di Surabaya. Lalu Dewa maut itu berhenti. Ngaso di bawah pohon kenari. Ia bertanya pada Sawitri yang masih membuntutinya, ”Mengapa kamu cukup kuat, tabah, dan sabar mengikuti langkahku sampai sejauh ini, Sawitri. Sudah berhari-hari lho kamu ikuti aku setelah di rumahmu aku cabut nyawa suamimu, Raden Setiawan? Mana sekarang kamu sedang hamil pula?”

”Karena hamba kagum pada pukulun Yamadipati. Izinkanlah hamba mengikuti tokoh yang paling saya kagumi selama masih napak bumi, sebelum pukulun naik ke kahyangan. Hamba tak dapat terbang. Selagi bisa berdekatan, izinkan hamba tut wuri pukulun, dewa yang sangat tampan.”

”Hah? Ojok guyon ah, Sawitri. Raiku kayak raksasa gini…”

”Betul, pukulun. Ngganteng atau tidak seseorang itu kan tergantung hati yang melihatnya. Kelak akan ada Dewi Arimbi. Dewi Arimbi itu raksasa. Tapi di mata Bima, Arimbi adalah perempuan yang cantik sekali. Sama, di mata hamba, pukulun dewa yang cakep sekali.”

”Hmmm…Kamu naksir aku, Sawitri?”

”Duh, pukulun, bukan begitu. Tapi hamba kagum terhadap pukulun. Pukulun sangat sakti dan berkuasa. Apalagi memiliki senjata Kaladenda yang Dasamuka saja takut. Tetapi pukulun diam saja ketika istri pukulun, Dewi Mumpuni, takut melihat wajah pukulun dan berselingkuh dengan Bambang Nagatatmala, putra Sang Hyang Antaboga. Bahkan pukulun menyerahkan Dewi Mumpuni kepada Bambang Nagatatmala.”

Yamadipati trenyuh. ”Sawitri,” katanya, ”Kamu sangat setia pada suamimu. Berbeda dibanding Dewi Mumpuni. Aku kagum. Kini mintalah satu hal lagi padaku yang pasti akan aku kabulkan.”

Seperti pada relief di Candi Penataran dekat Blitar, Sawitri memohon pada Yamadipati agar suaminya, Setiawan, dihidupkan kembali, karena kesepuluh anaknya kelak memerlukan figur ayah yang tak bisa digantikan lelaki lain seperti saran Yamadipati sebelumnya.

(O ya, kenapa kok cuma sepuluh anak yang kelak akan jadi pemuda, bukan 100 anak seperti dalam pakem pedalangan? Karena menurut tokoh dunia kelahiran Blitar, jutaan orang tua tak akan sanggup mengubah situasi pasca Century seperti sekarang, ”tapi berikan padaku sepuluh pemuda saja, dan aku akan mengubah dunia!!!”) ***
.sujiwotejo.
— di WAYANG NUSANTARA.

10-JUNI-1972


HARI KELAHIRAN
Tanggal Masehi : 10 Juni 1972, Sabtu Saniscara Tanggal Jawa : 27 Bakda Mulud 1904, Setu Kliwon Tanggal Hijriah : 27 Rabiul Akhir 1392 Dina, Pasaran : Setu, Kliwon Windu, Lambang : Adi, Kulawu Warsa : Be Wuku : Kuningan Môngsô : Karolas-Asuji (12/05 s/d 11/06) Sadwårå/Paringkêlan : Mawulu Haståwårå/Padewan : Brama Sångåwårå/Padangon : Dadi Saptåwårå/Pancasuda : Tunggak Semi Rakam : Sanggar Waringin Paarasan : Lakuning Bumi.


PERWATAKKAN BERDASARKAN WETON DAN WUKU.
Tanggal Masehi : 10 Juni 1972, Sabtu Saniscara Tanggal Jawa : 27 Bakda Mulud 1904, Setu Kliwon Tanggal Hijriah : 27 Rabiul Akhir 1392
Watak berdasarkan weton
Dina : Setu
Membuat orang merasa senang, susah ditebak. Pasaran : Kliwon
Pandai bicara dan bergaul, periang, ambisius, urakan, kurang bisa membalas budi, setia pada janji, ceroboh memilih makanan, banyak selamat dan doanya. Haståwårå/Padewan : Brama
Tidak sabaran, emosional. Sadwårå : Mawulu
(Benih) Was-was dan curiga. Sångåwårå/Padangon : Dadi
(Kayu) Berselera tinggi dan tidak mau dilebihi orang lain. Saptåwårå/Pancasuda : Tunggak Semi
Rejekinya selalu ada, akan habis tetapi mendapatkan lagi. Rakam : Sanggar Waringin
Teduh hatinya, suka memberi perlindungan. Paarasan : Lakuning Bumi
Melindungi, mengasuh, sabar, mengalah.
Watak berdasarkan wuku
Wuku : Kuningan
  1. Dewa Bumi : Bethara Indra.
  2. Pohonnya Wijayakusuma : Rupawan.
  3. Burungnya Urang-urangan : kikir.
  4. Kuningan pinuteja : tercerahkan, selamat.
  5. Aralnya : diamuk / dikeroyok.
  6. Sedekah / sesaji : Sega punar dang-dangan beras senilai zakat fitrah, lauknya rancaban serba digoreng.
  7. Do'anya : selamat kabul, slawatnya : uang baru 25 ketheng.
  8. Kala Jaya Bumi : ada di barat menghadap ke timur. Saat wukunya berjalan selam 7 hari, sebaiknya menghindari bepergian menuju arah barat.
  9. Kuningan tata paruthul : Gersang, jangan menanam pohon yang diambil kayunya.
  10. Wuku Kuningan baik untuk menjalin persaudaraan, mecari nafkah, menolong orang.
  11. Tidak baik untuk menanam, memperindah rumah, menikahkan anak.
PUASA WETON MULAI HARI.

   Mulai dari hari
17 Nopember 2012
3 Suro 1946, Setu, Kliwon

22 Desember 2012
8 Sapar 1946, Setu, Kliwon

26 Januari 2013
14 Mulud 1946, Setu, Kliwon

2 Maret 2013
19 Bakda Mulud 1946, Setu, Kliwon

6 April 2013
25 Jumadil Awal 1946, Setu, Kliwon

11 Mei 2013
1 Rejeb 1946, Setu, Kliwon

15 Juni 2013
6 Ruwah 1946, Setu, Kliwon

20 Juli 2013
12 Poso 1946, Setu, Kliwon

24 Agustus 2013
17 Syawal 1946, Setu, Kliwon

28 September 2013
23 Dulkaidah 1946, Setu, Kliwon
Tanggal Masehi : 1 Juni 1972
Tanggal Jawa : 18 Bakda Mulud 1904, Kemis Legi
Sadwara - Wuku: Wurukung, Galungan
Dina Ala: Sengkan

Tanggal Masehi : 9 Juni 1972
Tanggal Jawa : 26 Bakda Mulud 1904, Jemuwah Wage
Sadwara - Wuku: Uwas, Kuningan
Dina Ala: Taliwangke

Tanggal Masehi : 12 Juni 1972
Tanggal Jawa : 29 Bakda Mulud 1904, Senen Pahing
Sadwara - Wuku: Aryang, Langkir
Dina Ala: Samparwangke

Tanggal Masehi : 14 Juni 1972
Tanggal Jawa : 2 Jumadil Awal 1904, Rebo Wage
Sadwara - Wuku: Paningron, Langkir
Dina Ala: Sengkan

Tanggal Masehi : 15 Juni 1972
Tanggal Jawa : 3 Jumadil Awal 1904, Kemis Kliwon
Sadwara - Wuku: Uwas, Langkir
Dina Ala: Sengkan.
SLAMETAN UNTUK YANG SUDAH MANGKAT.
Tanggal Wafat :
10 Juni 1972
27 Bakda Mulud 1904, Setu, Kliwon
Selametan 40 Hari
20 Juli 1972
8 Jumadil Akhir 1904, Kemis, Kliwon
Selametan 100 Hari
18 September 1972
9 Ruwah 1904, Senen, Kliwon
Selametan Pendhak Pisan - I
30 Mei 1973
27 Bakda Mulud 1905, Rebo, Wage
Selametan Pendhak Pindho - II
19 Mei 1974
26 Bakda Mulud 1906, Minggu, Pon
Selamatan Nyewu
7 Maret 1975
23 Sapar 1907, Jemuwah, Kliwon
ENTAR ENTARAN SRISADANA.
*naptu=17...umur6-17th isi 1, 18-23th isi 0, 24-29th isi 5, 30-35th isi 0, 36-47th isi 1, 48-53th isi 5, 54-59th isi 2, 60-65th isi 0, 66-71th isi 1, 72-77th isi 2, 78-89th isi 5, 90-95th isi 1, 96-101th isi 0, 102th -ahir hayat isi 4,...

AGUNG PAMBUDI IN DAHA KEDIRI

28 Nopember 2012, Rabu Budha


SALAM NUSANTARA SEJAHTERA DAMAI DIHATI ..RAHAYU SAGUNG DUMADI.
Tanggal Masehi : 28 Nopember 2012, Rabu Budha
Tanggal Jawa : 14 Suro 1946, Rebo Legi
Tanggal Hijriah : 14 Muharram 1434
Dina, Pasaran : Rebo, Legi
Windu, Lambang : Kuntara, Langkir
Warsa : Jimakir
Wuku : Prg.Bakat
Môngsô : Kapitu-Palguna (22/11 s/d 02/02)
Sadwårå/Paringkêlan : Wurukung
Haståwårå/Padewan : Guru
Sångåwårå/Padangon : Gigis
Saptåwårå/Pancasuda : Sumur Sinaba
Rakam : Dêmang Kadhuruwan
Paarasan : Aras Kêmbang.

Perwatakan berdasarkan Weton dan Wuku
Tanggal Masehi : 28 Nopember 2012, Rabu Budha
Tanggal Jawa : 14 Suro 1946, Rebo Legi
Tanggal Hijriah : 14 Muharram 1434
Watak berdasarkan weton
Dina : Rebo
Pendiam, pemomong dan penyabar.
Pasaran : Legi
Bertanggung jawab, murah hati, enak dalam pergaulan, selalu gembira seperti tidak pernah susah, sering kena fitnah, kuat tidak tidur malam hari, berhati-hati namun sering bingung sendiri, bicaranya berisi. Banyak keberuntungan dan kesialannya.
Haståwårå/Padewan : Guru
Berkuasa, bakat memimpin, pemberi, perayu.
Sadwårå : Wurukung
(Hewan) Kurang waspada.
Sångåwårå/Padangon : Gigis
(Tanah/Bumi) Berhati longgar, pamomong, sabar.
Saptåwårå/Pancasuda : Sumur Sinaba
Luas wawasan, bisa menjadi sumber orang mencari ilmu.
Rakam : Dêmang Kadhuruwan
Sering mendapat perkara, suka membantah.
Paarasan : Aras Kêmbang
Memiliki pesona daya tarik terhadap lawan jenis.
Watak berdasarkan wuku
Wuku : Prg.Bakat

Dewa Bumi : Bethara Bisma.
Pohonnya Tirisan : Panjang umur dan terjamin baik nafkahnya, sombong.
Burungnya Urang-urangan : cekatan.
Kaki depannya direndam air : pekertinya lembut di depan dan panas di belakangnya.
Prg.Bakat Anggarakasih wesi katen purasani (ibarat besi purasani keras) : kaku hatinya.
Aralnya : memanjat.
Sedekah / sesaji : Nasi dang-dangan beras senilai zakat fitrah, lauknya daging sapi dimasak jajatah dan bumbu manis, urap dari beragam daundaunan.
Do'anya : slamet pina, slawatnya : sekam / kawul.
Kala Jaya Bumi : ada di bawah menghadap ke atas.
Saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya menghindari kegiatan turun / menggali tanah.
Wuku Prg.Bakat baik untuk mencari nafkah sambilan, merawat simpanan pangan, perantara perdagangan, menjatuhkan hukuman.
Tidak baik untuk bepergian, menananm tanaman kebun, mencari pekerjaan dan mengobati penyakit.
PUASA WETON MULAI HARI

Mulai dari hari
28 Nopember 2012
14 Suro 1946, Rebo, Legi

2 Januari 2013
19 Sapar 1946, Rebo, Legi

6 Pebruari 2013
25 Mulud 1946, Rebo, Legi

13 Maret 2013
1 Jumadil Awal 1946, Rebo, Legi

17 April 2013
6 Jumadil Akhir 1946, Rebo, Legi

22 Mei 2013
12 Rejeb 1946, Rebo, Legi

26 Juni 2013
17 Ruwah 1946, Rebo, Legi

31 Juli 2013
23 Poso 1946, Rebo, Legi

4 September 2013
28 Syawal 1946, Rebo, Legi

9 Oktober 2013
4 Besar 1946, Rebo, Legi.

DINA ALA


Tanggal Masehi : 5 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 20 Besar 1945, Senen Pon
Sadwara - Wuku: Paningron, Maktal
Dina Ala: Bngs Padewan

Tanggal Masehi : 10 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 25 Besar 1945, Setu Pon
Sadwara - Wuku: Wurukung, Maktal
Dina Ala: Naas Nabi

Tanggal Masehi : 11 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 26 Besar 1945, Minggu Wage
Sadwara - Wuku: Paningron, Wuye
Dina Ala: Sengkan

Tanggal Masehi : 12 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 27 Besar 1945, Senen Kliwon
Sadwara - Wuku: Uwas, Wuye
Dina Ala: Taliwangke, Sengkan

Tanggal Masehi : 20 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 6 Suro 1946, Selasa Pon
Sadwara - Wuku: Tungle, Manahil
Dina Ala: Naas Tanggal

Tanggal Masehi : 25 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 11 Suro 1946, Minggu Pon
Sadwara - Wuku: Mawulu, Prg.Bakat
Dina Ala: Naas Tanggal, Bngs Padewan

Tanggal Masehi : 27 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 13 Suro 1946, Selasa Kliwon
Sadwara - Wuku: Aryang, Prg.Bakat
Dina Ala: Naas Nabi

Tanggal Masehi : 28 Nopember 2012
Tanggal Jawa : 14 Suro 1946, Rebo Legi
Sadwara - Wuku: Wurukung, Prg.Bakat
Dina Ala: Sengkan.

SLAMETAN UNTUK YANG SUDAH MANGKAT
Tanggal Wafat :
28 Nopember 2012
14 Suro 1946, Rebo, Legi
Selametan 40 Hari
7 Januari 2013
24 Sapar 1946, Senen, Legi
Selametan 100 Hari
8 Maret 2013
25 Bakda Mulud 1946, Jemuwah, Legi
Selametan Pendhak Pisan - I
17 Nopember 2013
13 Suro 1947, Minggu, Kliwon
Selametan Pendhak Pindho - II
6 Nopember 2014
13 Suro 1948, Kemis, Wage
Selamatan Nyewu
25 Agustus 2015
10 Dulkaidah 1948, Selasa, Legi.
 miturut entar entaranipun SRISADANA..rebo legi naptu 12=.....*naptu=12.....umur 6-11th isi 0, 12-17th isi 5,18-23th isi 1,24-29th isi 0, 30-35th isi 4, 36-41th isi 1, 42-47th isi 4, 48-53th isi 0, 54-59th isi 1, 60-71th isi 4,72th -ahir hayat isi o...
 

PEMBAGIAN TUGAS LIMA MAHA RAJA DI PULAU JAWA

PEMBAGIAN TUGAS LIMA MAHA RAJA DI PULAU JAWA
(Tersebut dalam Kitab Pustaka Raja Purwa.Pulau Jawa Yang Dimaksud Dalam kisah ini Adalah Pulau- Panjang Yang Membentang dari Bhumi Aceh Hingga Bali,dizaman daratan sumatra ,jawa dan bali masih -satu- daratan.)


Pengantar Pembukaan


RAHAYU SAGUNG DUMADI.SALAM NUSANTARA JAYA,SALAM BHINEKA TUNGGAL IKA.
Menurut Kitab PUSTAKA RAJA.PURWA (GUBAHAN R,NGABEHI RANGGA WARSITA, DARI RAJA KEDIRI ,SRI AJI JAYABAYA).Kerajaan Pertama DI Dunia Bernama KUSNIA MALEBARI ,Yang Menjadi Raja Adalah NABI ADAM AS,(SYANG HYANG ADAMA) Kemudian Kerajaan ADAM Ini Di Wariskan Kepada Putranya Yang Bernama SAYIDINA KANIRARAS.Sedangkan Putra NABI ADAM Yang Lain Adalah NABI SIS AS(SYANG HYANG SYTA) Yang Menurunkan RAJA RAJA NUSANTARA ,Kerajaan NUSANTARA Yang Pertama Adalah DIPULAU JAWA(Pulau Panjang Yang Membentang DariI Sumatra Hingga BALI ,Saat Itu Masih Satu Daratan),,Tepatnya DiPuncak ARGODUMILAH GUNUNG MAHENDRA (G ,LAWU /Sekarang Perbatasan JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR),Nama Kerajaan-nya Adalah KAHYANGAN ARGADUMILAH Yang MenjadiI MAHARAJA Adalah BATARA GURU.(SRI PADUKA MAHADEWA BUDA).Putra SANG HYANG TUNGGAL ,Putra SANG HYANG WENANG,Putra SANG HYANG NURASA,Putra SANG HYANG NUR CAHYA,Putra SANG HAYANG SYTA(NABI SIS) Putra ADAM.Ribuan Tahun Yang Lalu Sebelum Ada-Nya Tahun Masehi.Kemudian KERAJAAN Itu Berganti Nama Menjadi KERAJAAN MEDHANG KAMULAN..Yang Artinya CAHAYA PERMULAAN.,Peninggalan KERAJAAN Ini Selaras Dengan Banyak Bukti Yang Di Temukan Di Sekitar Wilayah Itu ,Yaitu FOSIL MANUSIA PURBA Di Museum Trinil Dan Sangiran (Yang Dimaksud adalah Fosil manusia asli keturunan Nabi Adam as.Bukan manusia keturunan Kera seperti pendapat ilmuwan barat Carles Darwin dengan Teori Evolusinya,semua kitab suci membantah teori evolusinya Carles Darwin.Namun Semua Kitab Suci Mendukung Teori Proses Menuju Kesempurnaan Bahwa Tuhan Menciptakan Manusia Adam Dan Keturunannya itu sempurna Dan BINATANG PURBA Di Sekitar Kaki GUNUNG LAWU Para Ahli Sejarah PURBAKALA Sepakat Bahwa Manusia JAWA Adalah Manusia Tertua Di DUNIA Ini,Sebelum Ada Penemuan Bukti Yang Mematahkan Bukti Bukti Yang Ada Sekarang ,Menandakan Ada Peradaban KUNO Di JAWA 2 Juta Tahun Yang Lalu, Meganthropus palaeojavanicus,Penduduk Asli JAWA Adalah Kaum JAWATA(KETURUNAN DEWA/SANG HYANG).Inilah Yang Disebut Asli Orang JAWA./TIYANG JAWI (TI-HYANG -JAwa-WIwitan).Para Jawa-ta Yang Dimaksud adalah Manusia Asli Keturunan Adam as Yang mempunyai Derajat yang tinggi yaitu Kadewatan/Sang Hyang.


SRI PADUKA MAHADEWA BUDA ( BATARA GURU/MANIKMAYA) Mempunyai 5 Orang Putra yang terlahir dari Permaisurinya yaitu DEWI UMA.kelima putranya tersebut bernama . 1.BATARA SAMBU/SANG HYANG SAMBU.Mendirikan KERAJAAN Di GUNUNG RAJA BASA (saat ini adalah didaerah SUMATRA Sebelah Selatan).KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG PRAWA.Kemudian BATARA SAMBU/SANG HYANG SAMBU Bergelar SRI MAHA RAJA MALDEWA.Yang kemudian menurunkan Generasi Asli Sumatra. 2.BATARA BRAHMA/SANG HYANG BRAHMA, Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG MAHERA (Saat ini adalah wilayah BANTEN), KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG GILI ,BATARA BRAHMA /SANG HYANG BRAHMA Bergelar SRI MAHA RAJA SUNDA.Yang kelak ia berbesan dengan BATARA WISNU (SRI MAHA RAJA SUMAN RAJA MEDANG PURA DI GUNUNG GORA ).Yang melahirkan Generasi ASLI SUNDA (PA-RA-HYANG-AN),Dan Generasi ASLI JAWA (JAWA-TA) Atau TIYANG JAWI (TI-HYANG JAwa- WI-wItan).KERAJAAN MEDANG GILI Kelak berubah namanya menjadi KERAJAAN GILINGAYA.Dan kemudian KERAJAAN GILINGAYA Berubah namanya menjadi KERAJAAN GILING WESI Yang kelak KERAJAAN GILING WESI Ini diperintah oleh seorang RAJA bernama PRABU WATU GUNUNG/Atau RADEN RADITE/SANGKURIANG.Yang seluruh nama keluargannya di abadikan dalam penanggalan kuno atau KALENDER (KALA-IDER).yang diciptakan oleh BEGAWAN RADI/BATARA SURYA. 3.BATARA WISNU /SANG HYANG WISNU.Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG GORA (Sekitar tegal jawa tengah lokasin saat ini).KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG PURA,BATARA WISNU/SANG HYANG WISNU,Bergelar SRI MAHA RAJA SUMAN.,Yang kelak berbesan dengan BATARA BRAHMA/SANG HYANG BRAHMA/SRI MAHA RAJA SUNDA.ang melahirkan Generasi ASLI SUNDA (PA-RA-HYANG-AN),Dan Generasi ASLI JAWA (JAWA-TA) Atau TIYANG JAWI (TI-HYANG JAwa- WI-wItan). 4.BATARA INDRA/SANG HYANG INDRA,Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG MAHAMERU (jawa timur).KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG GANA.BATARA INDRA/SANG HYANG INDRA ,Bergelar SRI MAHA RAJA SAKRA.Yang kelak juga menurunkan generasi ASLI JAWA (JAWA-TA) Atau TIYANG JAWI (TI-HYANG JAwa- WI-wItan). 5.BATARA BAYU/SANG HYANG BAYU.Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG KARANG (di pulau BALI lokasisaat ini).BATARA BAYU/SANG HYANG BAYU,Bergelar SRI MAHA RAJA BIMA.Yang kelak menurunkan Generasi ASLI BALI. PUlAU JAWA (Yang dimaksud adalah pulau panjang yang membentang dari Bhumi Aceh ,Jawa hingga bali pada waktu itu daratan masih menyatu.) kini telah dihuni oleh KELUARGA BESAR KAUM JAWATA/SANG HYANG Keturunan dari SANG HYANG NURCAHYA/SAYID ANWAR Putra SANG HYANG SYTA /NABI SIS AS.Putra SANG HYANG ADAMA/SANG HYANG JANMA WALIJAYA/NABI ADAM AS.Ribuan tahun sebelum tahun masehi dan sebelum AJI SAKA Datang ke pulau jawa .

Sedangkan Orang Orang Yang Dibawa AJISAKA Kepulau JAWA Adalah 20.000 Orang Dari Negri RUM,Yang Kemudian Mati Semua,Hanya Tersisa 2O Orang,Yang Kemudian Pulang Kembali Ke NEGRI RUM ,EXPEDISI Ke PULAU JAWA Yang Kedua ,AJISAKA Membawa 20,000 Orang Terdiri Dari Bangsa KELING,SIAM,Dan BENGGALA,Yang Kemudian Di Tambah Oleh BANGSA RUM Pada EXPEDISI Ke Tiga KEPULAU JAWA Atas Perintah RAJA OTTO Dari I RUM.Sehingga Kini Penduduk PULAU JAWA Terdiri Dari Berbagai RAS SUKU BANGSA..(Penduduk Jawa yang terdiri dari Bangsa Keling ,Siam,Benggala,dan Rum,itu bukan asli keturunan JAWATA atau garis keturunan dari dari Nabi Sis as yang menurunkan Sayid Anwar atau Sang Hyang Nurcahya.melainkan adalah keturunan dari putra Nabi Adam yang lain,.namun ahirnya beranak pinak menjadi penduduk Jawa atau Rakyat yang mengabdi kepada RAJA RAJA JAWA Yang Memang Keturunan para JAWATA./SANG HYANG.


,,DEWATA CENGKAR Bukanlah Raja Pertama KERAJAAN MEDANG KAMULAN Saat AJISAKA Tiba Di PULAU JAWA.. AJISAKA Adalah Pewaris Tahta KERAJAAN SURATI yang dahulu bernama kerajaan Najran ,Ayahnya Bernama BATARA ANGGAJALI Putra EMPU RAMAYADI,Ibu AJI SAKA Bernama DEWI SAKA Putri PRABU SAKIL Dari KERAJAAN NAJRAN. AJISAKA Datang Ke PULAU JAWA Atas Utusan BATARA GURU (MANIKMAYA) Dan RAJA GALBAH Dari KERAJAAN RUM ,Kesimpulan-nya DEWATA CENGKAR maupun AJISAKA Bukan Manusia Pertama Yang Mengisi TANAH JAWA,,,Tetapi Jauh Sebelumnya Ada Yang Lebih Dahulu Menghuni PULAU JAWA....Yaitu Para JAWATA Dan SANG HYANG....ORANG JAWA Mengenal Leluhurnya Itu Dengan Sebutan SANG HYANG ADAMA.atau SANG HYANG JANMA WALIJAYA....Sedangkan ORANG ARAB Dan TIMUR TENGAH Mengenal Dengan Sebutan NABI ADAM AS.

PEMBAGIAN TUGAS LIMA MAHA RAJA DI PULAU JAWA

Tersebut dalam Kitab Pustaka Raja Purwa.Pulau Jawa Yang Dimaksud Dalam kisah ini Adalah Pulau- Panjang Yang Membentang dari Bhumi Aceh Hingga Bali,dizaman daratan sumatra ,jawa dan bali masih -satu- daratan.
telah kita keahui diatas bahwa kelima Putra BATARA GURU telah menjadi RAJA Di Lima Wilayah.Namun Seiring perkembangan zaman.kelima Putra tersebut berkonflik terjadi perang saudara anatara satu dengan yang lain yang menimbulkan banyak korban yang meninggal dunia terutama rakyat dari masing masing Kerajaan tersebut.ahirnya diutuslah KE SEPULUH Putra SEMAR(BATARA ISMAYA ) Untuk Menjadi juru Damai dan mengundang Kelima putra BATARA GURU (MANIKMAYA) Yang berselisih.
Kesepuluh putra Semar (ismaya) Tersebut yaitu
1.Batara Wungku Am.yang menjadi Brahmana Weda.
2.Batara Siwah Yang Menjadi Brahmana Balika.
3.Batara Wrehaspati Yang Menjadi Brahmana Trista..
4.Batara Yamadipati Yang Menjadi Brahmana Graksa.
5.Batara Surya Yang Menjadi Brahmana Grisma.
6.Batara Candra Yang Menjadi Brahmana Walanta.
7.Batara Kuwera Yang Menjadi Brahmana Hima.
8.Batara Temburu Yang Menjadi Brahmana Patuk.
9.Batara Kama Jaya Yang Menjadi Brahmana Tadi.
10.Batari Darmanastiti Menjadi Brahmana Wanita Yang bernama Yuki.

Kelima Maha Raja telah berkumpul di GUNUNG MAHENDRA (G lAWU).Di ISTANA MEDHANG KAMULAN.Kesepuluh Brahmana Mengaku diutus oleh BATARA GURU Untuk Menjadi Penengah Dalam Perselisihan mereka,maka diumumkanlah sebuah sayembara ,barang siapa bisa mengembangkan aksara A,I,U,E O.Maka ia berhak menjadi MAHA RAJA Tertinggi di tanah JAWA.
Ternyata Kelima Maha Raja Tidak mampu dan menyatakan tunduk terhadap keputusan para BRAHMANA.

Kesepuluh Brahmana putra-putri Semar (ismaya) tersebut lalu meneapkan pembagian Rakyat Di Tanah Jawa..Mulai Saat Ini.
1.SRI MAHA RAJA MALDEWA (BATARA SAMBU).Di Kerajaan MEDANG PRAWA (Lokasi saat ini di GUNUNG RAJA BASA Sumatra Selatan,)Hanya Boleh Memimpin Binatang Terbang,dan iapun mendapatkan nama baru yaitu SRI MAHA RAJA KAGAPATI (Yang Merajai Binatang Terbang).

2.SRI MAHA RAJA SUNDA (BATARA BRAHMA),Di kerajaan MEDHANG GILI (lokasi saat ini di GUNUNG MAHERA BANTEN),Hanya Boleh Memimpin MANUSIA DAN RAKSASA.Dan iapun di beri nama baru yaitu SRI MAHARAJA PRAJAPATI (yang merajai MANUSIA DAN RAKSASA).

3.SRI MAHA RAJA SUMAN (BATARA WISNU).Di Kerajaan MEDHANG PURA (Lokasi Saat Ini Ada Di GUNUNG GORA Sekitar Tegal Jawa Tengah).Hanya Boleh Memimpin Binatang Air.dan ia diberi nama baru yaitu SRI MAHA RAJA MATSYAPATI (Yang merajai Binatang Air).

4.SRI MAHA RAJA SAKRA (BATARA INDRA) Di Kerajaan MEDHANG GANA(lokasi saat ini di GUNUNG MAHAMERU Jawa timur).Hanya Boleh Memimpin Para Resi.dan JAWATA.Yaitu orang orang yang tidak lagi tertarik keinginan Duniawi ,iapun mendapatkan Nama Baru Yaiu SRI MAHA RAJA SURAPATI (yang Merajai RESI dan JAWATA).

5.SRI MAHA RAJA BIMA (BATARA BAYU).Di Kerajaan MEDHANG GORA,(Lokasi saat ini ada di GUNUNG KARANG BALI ).Hanya Boleh Memimpin Binatang Darat.dan ia-pun di Beri nama Baru yaitu SRI MAHA RAJA MREGAPATI.(yang Merajai Binatang Darat).

Setelah Kelima MAHA RAJA Menerima keputusan tersebut,maka para Brahmana Kembali Pulang Ke Kahyangan JONGGRING SALAKA Di Puncak HIMALAYA GUNUNG KAILASA.Untuk melaporkan kepada batara GURU Yang punya dua KRATON Yaitu di GUNUNG MAHENDRA LAWU.Dan JONGGRING SALAKA DI GUNUNG KAILASA.Kecuali hanya satu orang BRAHMANA Yang teap tinggal di pulau jawa ,untuk mengawasi kelima MAHA RAJA Aagar tidak berselisih lagi.BRAHMANA Yang teap tinggal itu bernama BRAHMANA BALIKA (BATARA SIWAH).Dengan Berbekal ILMU dan Pengetahuan yang diajarkan BATARA GURU Kepadannya makaia mengajarkan Agama Dewa Kepada Masyarakat Jawa.,kemudian ISTANA MEDHANG KAMULAN Di GUNUNG MAHENDRA (G lAWU).Di puncak ARGO DUMILAH Dirubah Namanya Menjadi MEDHANG SIWANDA.Dan Brahmana Balika /Batara Siwah MENJADI RAJA Dengan Gelar SRI MAHA RAJA BALYA.



KERAJAAN MEDHANG KAMULAN

KERAJAAN MEDHANG KAMULAN






RAHAYU SAGUNG DUMADI.SALAM NUSANTARA JAYA,SALAM BHINEKA TUNGGAL IKA.
Menurut Kitab PUSTAKA RAJA.PURWA (GUBAHAN R,NGABEHI RANGGA WARSITA, DARI RAJA KEDIRI ,SRI AJI JAYABAYA).Kerajaan Pertama DI Dunia Bernama KUSNIA MALEBARI ,Yang Menjadi Raja Adalah NABI ADAM AS,(SYANG HYANG ADAMA) Kemudian Kerajaan ADAM Ini Di Wariskan Kepada Putranya Yang Bernama SAYIDINA KANIRARAS.Sedangkan Putra NABI ADAM Yang Lain Adalah NABI SIS AS(SYANG HYANG SYTA) Yang Menurunkan RAJA RAJA NUSANTARA ,Kerajaan NUSANTARA Yang Pertama Adalah DIPULAU JAWA(Pulau Panjang Yang Membentang DariI Sumatra Hingga BALI ,Saat Itu Masih Satu Daratan),,Tepatnya DiPuncak ARGODUMILAH GUNUNG MAHENDRA (G ,LAWU /Sekarang Perbatasan JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR),Nama Kerajaan-nya Adalah KAHYANGAN ARGADUMILAH Yang MenjadiI MAHARAJA Adalah BATARA GURU.(SRI PADUKA MAHADEWA BUDA).Putra SANG HYANG TUNGGAL ,Putra SANG HYANG WENANG,Putra SANG HYANG NURASA,Putra SANG HYANG NUR CAHYA,Putra SANG HAYANG SYTA(NABI SIS) Putra ADAM.Ribuan Tahun Yang Lalu Sebelum Ada-Nya Tahun Masehi.Kemudian KERAJAAN Itu Berganti Nama Menjadi KERAJAAN MEDHANG KAMULAN..Yang Artinya CAHAYA PERMULAAN.,Peninggalan KERAJAAN Ini Selaras Dengan Banyak Bukti Yang Di Temukan Di Sekitar Wilayah Itu ,Yaitu FOSIL MANUSIA PURBA Di Museum Trinil Dan Sangiran (Yang Dimaksud adalah Fosil manusia asli keturunan Nabi Adam as.Bukan manusia keturunan Kera seperti pendapat ilmuwan barat Carles Darwin dengan Teori Evolusinya,semua kitab suci membantah teori evolusinya Carles Darwin.Namun Semua Kitab Suci Mendukung Teori Proses Menuju Kesempurnaan Bahwa Tuhan Menciptakan Manusia Adam Dan Keturunannya itu sempurna Dan BINATANG PURBA Di Sekitar Kaki GUNUNG LAWU Para Ahli Sejarah PURBAKALA Sepakat Bahwa Manusia JAWA Adalah Manusia Tertua Di DUNIA Ini,Sebelum Ada Penemuan Bukti Yang Mematahkan Bukti Bukti Yang Ada Sekarang ,Menandakan Ada Peradaban KUNO Di JAWA 2 Juta Tahun Yang Lalu, Meganthropus palaeojavanicus,Penduduk Asli JAWA Adalah Kaum JAWATA(KETURUNAN DEWA/SANG HYANG).Inilah Yang Disebut Asli Orang JAWA./TIYANG JAWI (TI-HYANG -JAwa-WIwitan).Para Jawa-ta Yang Dimaksud adalah Manusia Asli Keturunan Adam as Yang mempunyai Derajat yang tinggi yaitu Kadewatan/Sang Hyang.



SRI PADUKA MAHADEWA BUDA ( BATARA GURU/MANIKMAYA) Mempunyai 5 Orang Putra yang terlahir dari Permaisurinya yaitu DEWI UMA.kelima putranya tersebut bernama . 1.BATARA SAMBU/SANG HYANG SAMBU.Mendirikan KERAJAAN Di GUNUNG RAJA BASA (saat ini adalah didaerah SUMATRA Sebelah Selatan).KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG PRAWA.Kemudian BATARA SAMBU/SANG HYANG SAMBU Bergelar SRI MAHA RAJA MALDEWA.Yang kemudian menurunkan Generasi Asli Sumatra. 2.BATARA BRAHMA/SANG HYANG BRAHMA, Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG MAHERA (Saat ini adalah wilayah BANTEN), KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG GILI ,BATARA BRAHMA /SANG HYANG BRAHMA Bergelar SRI MAHA RAJA SUNDA.Yang kelak ia berbesan dengan BATARA WISNU (SRI MAHA RAJA SUMAN RAJA MEDANG PURA DI GUNUNG GORA ).Yang melahirkan Generasi ASLI SUNDA (PA-RA-HYANG-AN),Dan Generasi ASLI JAWA (JAWA-TA) Atau TIYANG JAWI (TI-HYANG JAwa- WI-wItan).KERAJAAN MEDANG GILI Kelak berubah namanya menjadi KERAJAAN GILINGAYA.Dan kemudian KERAJAAN GILINGAYA Berubah namanya menjadi KERAJAAN GILING WESI Yang kelak KERAJAAN GILING WESI Ini diperintah oleh seorang RAJA bernama PRABU WATU GUNUNG/Atau RADEN RADITE/SANGKURIANG.Yang seluruh nama keluargannya di abadikan dalam penanggalan kuno atau KALENDER (KALA-IDER).yang diciptakan oleh BEGAWAN RADI/BATARA SURYA. 3.BATARA WISNU /SANG HYANG WISNU.Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG GORA (Sekitar tegal jawa tengah lokasin saat ini).KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG PURA,BATARA WISNU/SANG HYANG WISNU,Bergelar SRI MAHA RAJA SUMAN.,Yang kelak berbesan dengan BATARA BRAHMA/SANG HYANG BRAHMA/SRI MAHA RAJA SUNDA.ang melahirkan Generasi ASLI SUNDA (PA-RA-HYANG-AN),Dan Generasi ASLI JAWA (JAWA-TA) Atau TIYANG JAWI (TI-HYANG JAwa- WI-wItan). 4.BATARA INDRA/SANG HYANG INDRA,Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG MAHAMERU (jawa timur).KERAJAAN-NYA Bernama MEDANG GANA.BATARA INDRA/SANG HYANG INDRA ,Bergelar SRI MAHA RAJA SAKRA.Yang kelak juga menurunkan generasi ASLI JAWA (JAWA-TA) Atau TIYANG JAWI (TI-HYANG JAwa- WI-wItan). 5.BATARA BAYU/SANG HYANG BAYU.Mendirikan KERAJAAN DI GUNUNG KARANG (di pulau BALI lokasisaat ini).BATARA BAYU/SANG HYANG BAYU,Bergelar SRI MAHA RAJA BIMA.Yang kelak menurunkan Generasi ASLI BALI. PUlAU JAWA (Yang dimaksud adalah pulau panjang yang membentang dari Bhumi Aceh ,Jawa hingga bali pada waktu itu daratan masih menyatu.) kini telah dihuni oleh KELUARGA BESAR KAUM JAWATA/SANG HYANG Keturunan dari SANG HYANG NURCAHYA/SAYID ANWAR Putra SANG HYANG SYTA /NABI SIS AS.Putra SANG HYANG ADAMA/SANG HYANG JANMA WALIJAYA/NABI ADAM AS.Ribuan tahun sebelum tahun masehi dan sebelum AJI SAKA Datang ke pulau jawa .

Sedangkan Orang Orang Yang Dibawa AJISAKA Kepulau JAWA Adalah 20.000 Orang Dari Negri RUM,Yang Kemudian Mati Semua,Hanya Tersisa 2O Orang,Yang Kemudian Pulang Kembali Ke NEGRI RUM ,EXPEDISI Ke PULAU JAWA Yang Kedua ,AJISAKA Membawa 20,000 Orang Terdiri Dari Bangsa KELING,SIAM,Dan BENGGALA,Yang Kemudian Di Tambah Oleh BANGSA RUM Pada EXPEDISI Ke Tiga KEPULAU JAWA Atas Perintah RAJA OTTO Dari I RUM.Sehingga Kini Penduduk PULAU JAWA Terdiri Dari Berbagai RAS SUKU BANGSA..(Penduduk Jawa yang terdiri dari Bangsa Keling ,Siam,Benggala,dan Rum,itu bukan asli keturunan JAWATA atau garis keturunan dari dari Nabi Sis as yang menurunkan Sayid Anwar atau Sang Hyang Nurcahya.melainkan adalah keturunan dari putra Nabi Adam yang lain,.namun ahirnya beranak pinak menjadi penduduk Jawa atau Rakyat yang mengabdi kepada RAJA RAJA JAWA Yang Memang Keturunan para JAWATA./SANG HYANG.


,,DEWATA CENGKAR Bukanlah Raja Pertama KERAJAAN MEDANG KAMULAN Saat AJISAKA Tiba Di PULAU JAWA.. AJISAKA Adalah Pewaris Tahta KERAJAAN SURATI yang dahulu bernama kerajaan Najran ,Ayahnya Bernama BATARA ANGGAJALI Putra EMPU RAMAYADI,Ibu AJI SAKA Bernama DEWI SAKA Putri PRABU SAKIL Dari KERAJAAN NAJRAN. AJISAKA Datang Ke PULAU JAWA Atas Utusan BATARA GURU (MANIKMAYA) Dan RAJA GALBAH Dari KERAJAAN RUM ,Kesimpulan-nya DEWATA CENGKAR maupun AJISAKA Bukan Manusia Pertama Yang Mengisi TANAH JAWA,,,Tetapi Jauh Sebelumnya Ada Yang Lebih Dahulu Menghuni PULAU JAWA....Yaitu Para JAWATA Dan SANG HYANG....ORANG JAWA Mengenal Leluhurnya Itu Dengan Sebutan SANG HYANG ADAMA.atau SANG HYANG JANMA WALIJAYA....Sedangkan ORANG ARAB Dan TIMUR TENGAH Mengenal Dengan Sebutan NABI ADAM AS.

WINDU

WINDU

windu

oleh Agung pambudi pada 27 November 2012 pukul 7:35 ·

WINDU.
Windu adalah istilah untuk selang waktu selama 8 tahun. Menurut Penanggalan Jawa, yang dirombak dan disempurnakan oleh Sultan Agung, raja Kesultanan Mataram, satu windu terdiri dari delapan tahun dengan nama-tahun: Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Sebagai pembanding, sistem penanggalan Tiongkok dan Jepang menggunakan siklus dua belas tahun dengan menggunakan lambang-lambang binatang untuk memberi ciri kehidupan yang mungkin terjadi pada tahun-tahun yang bersangkutan.
Windu juga memiliki siklus, yang terdiri dari empat siklus, yang masing-masing dinamakan Windu Adi, Kunthara, Sengara, dan Sancaya. Jadi, satu siklus memakan waktu 32 tahun.
Dalam perombakan kalender Jawa yang diadakan pada tahun 1633 Masehi (1555 tahun Saka) ini, Sultan Agung juga membagi satu pekan (peken) menjadi lima hari: Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Ini mewarisi pengaruh penanggalan Saka yang berlaku sebelumnya. Waktu selang satu tahun dibagi menjadi dua belas bulan, sama halnya dengan sistem penanggalan berdasarkan bulan pada umumnya (mirip seperti yang dipakai pada sistem tahun Tiongkok dan tahun Hijrah). Lamanya waktu 1 tahun pada kalender bulan ini lebih sedikit dari tahun tahun Masehi (yang menggunakan patokan matahari). Yaitu, secara umum, tiap satu tahun Saka (Jawa), kira-kira, akan 10 atau 11 hari lebih pendek daripada tahun Masehi.


foto Agung Pambudi in Demak

WUKU

wuku

WUKU.

Tiap-tiap wuku mempunyai watak sendiri-sendiri. Watak wuku dapat dipergunakan untuk mengetahui dasar watak bayi lahir :

1. Sinta..dewanya sangyang Yamadipati = wataknya seperti raja dan pendita,  banyak kemauan, keras, cepat bahagia, bakat kaya harta benda. Memanggul tunggul = mudah mendapatkan kesenangan hidup. Kaki belakang direndam dalam air = perintahnya panas didepan dingin belakang. Pohonnya : Kendayakan = jadi pelindung orang susah, dan orang minggat.
Burungnya : Gagak = mengerti petunjuk gaib. Gedungnya didepan = memperlihatkan simbul kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya : Berada di pertengahan  umur. Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau seharga 21 keteng dimasak pindang, membelinya tidak menawar. Selawatnya 4 keteng. Doanya : Tolak bilahi. Candranya : Endra = gemar bertapa brata, angkuh, suka kepada kepanditan. Ketika kala wuku berada ditimu laut, selama 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

2. Landep.dewanya sangyang Mahadewa = bagus rupanya, terang hatinya, gemar bersemadi. Kakinya direndam dalam air  = perintahnya keras didepan dingin dibelakang, kasih sayang. Pohonnya : Kendajakan = jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan orang minggat. Burungnya : Atatkembang = jadi kesukaan para agung, jika menghambakan diri jadi kesayangan. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayannya : korobohan pohon. Tangkalnya : Selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus. Lauknya daging rusa dicacah lalu dibakar. Selawatnya 4 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Surating raditya = tajam ingatannya, dapat mengerjakan segala pekerjaan, dapat menggrirangkan hati orang lain.

3. Wukir.dewanya sangyang Mahayekti = besar hatinya, menghendaki lebih dari sesama. Tunggalnya : didepan = akhirnya hidup senang. Menghadapi air di jembung besar = baik budi pekertinya. Pohonnya : Nagasari = bagus rupaya, sopan-santun, jika bekerja dicintai oleh majikannya. Burungnya : Manyar = tak mau kalah dengan sesama, dapat mengerjakan segala pekerjaan. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya : dianiaya.
Penangkalnya : selamatan nasi uli, beras sepritah dikukus, daging ayam ayam putih dimasak pakai santan dan sayur lima macam. Selawatnya 4 keteng. Doanya rajukna. Candranya : Gunung artinya jika didekati sulit dan berbahaya jika dilihat dari jauh menyedapkan pemandangan. Ketika kolo wuku berada ditenggara, dalam 7 hari tidak boleh mendatangi tempat kolo.

4. Kurantil.dewanya sangyang Langsur = pemarah. Memanggul tunggal = akhirnya mendapat kesenangan hidup. Air dalam jimbung besar disebelah kiri = serong hatinya. Pohonnya : Ingas = tak dapat untuk berlindung, karena panas. Burungnya : Salinditan = tangkas. Gedungnya terbalik didepan = murah hati. Bahayanya : jatuh memanjat.
Penangkalnya : selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam lereng dipecal. Selawatnya 7 keteng. Doanya : rajukna dan pina. Candranya : Woh-wohan = tak tentu rejekinya.Ketika kolo wuku berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan tak boleh menggali tanah.

5. Tolu.dapat menyenangkan hati orang lain, kalau marah berbahaya, tak dapat dicegah, Tunggulnya : dibelakang = kebahagiannya terdapat dibelakang hari. Pohonnya : Wijayamulya = sangat indah rupanya, tajam roman mukanya, tinggi adat-istiadatnya, teliti, suka pada kesunyian, selamat hatinya. Burungnya : Branjangan = riang tangan, cepat bekerjanya. Gedungnya didepan = suka memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya = ditanduk atau disiung.
Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam dimasak dengan santan. Selawatnya 3 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Wangkawa = angkuh, tidak tetap, suka bohong.Ketika kolo wuku berada dibarat-laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

6. Gumbreg.dewanya sangyang cakra = keras budinya, segala yang dikehendakinya segera tercapai, tak mau dicegah, pengasih. Kakai sebelah yang didepan direndam dalam air = perintahnya dingin didepan, panas dibelakang. Pohonnya : beringin = jadi pelindung keluarganya, budinya tinggi. Burungnya : ayam hutan = liar, dicintai oleh para agung, suka tinggal ditempat sunyi. Gedungnya dikirikan = penyayang, jika marah taka sayang kepada harta bendanya.
Bahayanya : tenggelam atau kejatuhan dalam. Tangkalnya : selametan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam berumbun yang masih muda dan daun-daun 9 macam. Selawatnya 4 keteng. Doanya : Rajukna. Candranya : Geter nekger ing wijati = hening pikirannya, perkataannya nyata redhoan.Ketika “kala wuku” berada di Selatan menghadap utara, dalam 7 hari tidak boleh memandang wajah kala.

7. Warigalit, dewanya sangyang asmara = bagus rupanya,senang asmara, cemburuan, hatinya mudah tersentuh, Pohonnya : sulastri = bagus rupanya, banyak yang cinta. Burungnya : kepodong – cemburuan, tak suka berkumpul dengan orang banyak. Bahayanya : tersangkut suatu perkara.
Tangkalnya : selametan nasi urap beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau ranjapan (pembelian bersama-sama), dimasak getjok. Selawatnya 8 keteng. Doanya : tolak bilahi. Candranya : kaju kemladean ngajak sempal = dimana-mana dapat tumbuh. Ketika “kala wuku” berada diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala

8. Warigagung, dewanya sanghyang mahajekti = berat tanggungannya, berkeinginan. Tunggulnya : dibelakang – rejekinya dibelakang hari. Pohonnya : cemara = rame bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati. Burungnya : betet = keras kemauannya, pandai mencari kehidupan. Gedungnya dua buah dibelakang  dan didepan = ichlasnya hanya setengah. Bahayanya : dimarahi temannya.
Penangkalnya : selamatan nasi uduk bers sepitrah dikukus, lauknya daging bebek dimasak gurih dan daun-daunan 5 macam. Selawatnya 5 keteng. Doanya : rasul. Candranya : Ketug lindu = menepati perkataannya, jika marah menakutkan, tidak mau menerima takdir. Ketika “kala wuku” berada di utara menghadap ke selatan, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala.

9. Julungwangi, dewanya sanghyang sambu = tinggi perasaannya, tidak boleh disamai. Mengahadap air dijembung = pradah ikhlasan, akan tetapi harus diperlihatkan harum = dicintai oleh orang banyak. Burungnya kutilang = banyak bicara dan perkataannya dipercayai orang, dicintai para pembesar.
Bahayanya : diterkam harimau. Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam brumbun dan uang suwang (+/- 81 ½ sen). Selawatnya : kucing. Doanya Tolak bilahi. Candranya : kasturi arum angambar = segala kehendaknya belum terjadi telah tersiar banyak yang cinta.

10 Sungsang, dewanya sanghyang gana = pemaranh, gelap hati. Air dijebung didepannya +/- pradah, ikhlasan, harus diperlihatkan pemberiannya, banyak rejekinya. Pohonnya : tanganan = tak suka menganggur, keras budinya, suka kepada kepunyaan orang lain. Burungnya : nori = pemboros, jauh kebahagiaannya, murka. Gedungnya terbalik dibelakang = ikhlasan dengan tidak pakai perhitungan.
Bahayanya : kena besi. Tangkalnya : selamatan nasi megana dan tumpeng betas 2 pitrah, daun-daunan 9 macam dicampur dalam tumpeng. Selawatnya 10 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : sekar wora-wari bang = besar amarahnya, tetapi mudah dicegah. Ketika “kala wuku” berada di timur dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala.

11. Galungan, dewanya sangyang Komajaya = teguh hatinya, dapat melegakan hati orang susah, cinta pada perbuatan baik, jauh kepada perbuatan jahat. Memangku air dalam bokor =suka bersedekah, pengasih, namun sedikit rejekinya. Pohonnya : Tanganan  = ringan tangan, keras budinya, gampang suka pada kepunyaan orang lain. Burungnya : Bido = besar nafsunya, murka.
Bahayanya : berselisih.Penangkalnya : selamatan nasi beras sepitrah dikukus, lauknya daging kambing. Doanya : Selamat pina. Candranya : peksi wonten ing luhur = jika mencari hasil dengan menundukkan kepala, sebab gora-goda. Ketika kolo wuku berada di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

12.Kuningan, dewanya sangyang Indra = melebihi sesama, tinggi derajatnya. Pohonnya : Wijayakusuma = rupanya sangat indah, sangat puaka, tinggi budinya dan teliti, menghindari keramaian, selamat hatinya. Burungnya : Urang-urangan = cepat bekerjanya, lekas marah, pemalu.
Gedungnya dibelakang, jendelanya tertutup = hemat. Bahayanya = diamuk..Penangkalnya : selamatan nasi punar beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau membelinya beramai-ramai, digoreng. Selawatnya 11 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Garojogan = rame bicaranya, banyak bohong.Ketika kolo wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala

13. Langkir, dewanya sangyang Kala menggigit bahunya sendiri = besar nafsunya, tidak sayang kepada badannya sendiri, yang melihat takut, buruk adat-istiadatnya, tidak mau menurut, murka, banyak larangan. Pohonnya : Ingas dan cemara tumbang = panas hati, tak boleh didekati orang,
Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah dikukus, lauknyadaging kambing dan ikan dimasak pakai santan, sayuran secukupnya. Selawatnya 5 keteng. Doanya : Slametpina. Candranya : Redi gumaludug = bicaranya menakutkan, tetapi tidak mengapa.Ketika kolo wuku berada di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

14. Mandasia,dewanya sangyang Brama, kuat budinya, pemaran, tak mau memberi ampun, jika marah tak dapat dicegah, tegaan. Pohonnya : Asam = kuat dan dicintai orang banyak, jadi pelindung sengsara. Burungnya : Platukbawang = kuat budinya, cepat pekerjaannya, tidak sabaran. Gedungnya terguling didepan = hemat dan banyak rejekinya. Bahayanya : Kena api dan dijahili orang.
Penangkalnya : selamatan nasi merah beras sepitrah dikukus, sayur bayam merah, daging ayam merah dipindang dan bunga setaman yang merah. Selawatnya uang baru 40 keteng. Doanya : Slamat. Candranya : Watu item munggeng papreman lan wreksa gung lebet tancepnya = sabar, tetapi jika marah kejam.Ketika kolo wuku berada diatas, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

15. Djulungpujut, dewanya sangyang guretno, = suka kepada keramaian, tersiar baik, mempunyai kedudukan yang lumayan. Menghendaki bukit = besar kemaunnya, tak suka diatasi, menghendaki memerintah. Pohonnya : Rembuknya = indah warnanya, tidak berbau, dimana-mana jadi kunjungan orang.
Burung : Prijohan = besar kemauannya, halus budinya. Bahayanya : diteluhPenangkalnya : selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus, daging ayam merah dipanggang, daun- daunan 9 macam. Selawatnya 30 keteng. Doanya : Balasrewu dan Kunut. Candranya : Palwa ing samodra = kesana-kemari mencari nafkah, rejekinya tidak kurang.Ketika kolo wuku, berada di utara dan selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

16. Pahang, dewanya sangyang tantra = perkataannya melebihi sesama, tidak sabaran menepati janji. Jembungnya disebelah kiri dibelakangnya = suka jalan serong. Memanggul senjata tajam = waspada, kasar perkataannya, panas hati, suka bertikai. Pohonya : Kendayaan = jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan orang minggat. Burung : Cocak = gelatak bicaranya. Gedung telentang = boros.
Bahayanya : dianiaya.Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah, lauknya daging ayam dimasak sansan, daun-daunan 11 macem. Selawatnya 9 keteng. Doanya : Rasul.Candranya : Pulo katinggal saking tebih = tersiar semua tingkah lakunya, lahirnya suci, batinnya kotor, angkuh, selalu susah.Ketika kolo wuku berada di Barat-Laut dalam 7 hari tak boleh mengunjungi tempat kala.

17. Kuruwelut, dewanya sanhyang wisnu : tajam ciptanya, tinggi dan selamat budinya, melebihi sesama dewa. Memanggul : cakra = tajam hatinya, berhati-hati. Pohonnya : parijata = jadi pelindung dan besar kebahagiaannya. Burungnya : puter = jika berbicara mula-mula kalah, akhirnya menang, tidak pernah bohong, tidak suka terhadap perkataan yang remeh. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, puaka tak dapat dipermudah.
Bahayanya : kena racun daun. Tangkalnya : selamatan bermacam-macam sayuran, jajan pasar, sekar boreh, tindihnya uang lama sebaranDoanya : tawil. Candranya : tirta wening = sedikit bicaranya, suci hatinya, diturut perintahnya, jadi tempat pengungsian. Ketika “kala wuku” berada diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangitempat kala.

18. Mrakeh, dewanya sangsyang surenggana = tawakal hatinya, agak ingatan, berkesanggupan, berani kepada kesulitan. Tunggulnya membalik = lekas hidup senang. Pohonnya : Trengguli = buahnya tidak berguna. Tak mempunyai burung = tak boleh disuruh jauh, tentu mendapat bahaya. Gedungnya dipanggul = memperlihatkan pemberian. Bahayanya : tenggelam.
Tangkalnya : selamatan nasi uduk, daging ayam mulus dimasak dengan santan dan bermacam-macam ketan. Selawatnya 100 keteng.Doanya : tolak bilahi. Candranya : pandam ageng amerapit = tawakal, mempunyai hati kasihan kepada orang miskin. Ketika “kala wuku” berada di utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

19. Tambir, dewanya sanghyang siwa = lahir dan batinnya terkadang berlainan. Pohonnya : Upas = bukan tempat perlindungan, tajam perkataannya. Burungnya : prenjak = tahu petunjuk gaib, suka membuat perkabaran yang mengherankan, . Gedongnya ditengah = tinggi percaya dirinya  Bahayanya : terkena pasangan. Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah diliwet, lauknya daging bebek dan ayam dipindang, kuah merah dan putih dan ketimun 25 buah.
Selawatnya : pisau baja dan jarum satu. Doanya : slamet dina. Candranya : idune lir upas ratjun = dihargai semua perkataannya. Ketika “kala wuku” berada di barat daya, dalam 7 hari tidak boleh mengunjungi tempat kala.

20. Madangkungan, dewanya sanghyang basuki : ahli bicara, tawakal, tetap hatinya. Pohonnya : plasa = hanya jadi perhiasan hutan, tidak ada gunanya. Burungnya : pelug = suka tinggal di air, suka tinggal ditempat sunyi. Gedungnya di atas = mendewa-dewakan kekayaannya, tawakal, hemat. Bahayanya : dibunuh pada waktu malam. Tangkalnya
Selamatan nasi punar beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam kuning (wiring kuning) dan berumbun, digoreng, jenang merah pada waktu hari kelahirannya. Selawatnya : 5 keteng. Doanya : ngumur. Candranya : umajang kang tetabuhan = menepati perkataan, dan dapat menyenangkan hati orang lain. Ketika “kaa wuku” berada di timur, dalam 7 hari tak boleh mendatangi kala

21. Maktal, dewanya sanghyang sakri = lurus hatinya, baik pekerjaannya. Pohonnya : nagasari = bagus rupanya, lemah lembut tutur katanya, dicintai oleh pembesar. Burungnya : ayam hutan = liar dan tinggi budinya, banyak tanda-tandanya akan mendapat bahagia, suka tinggal ditempat sunyi. Gedungnya ditumpangi tunggal = kaya benda dan dihormati. Bahayanya = bertikai.
Tangkalnya : selamatan nasi uduk, daging ayam dan bebek dimasak 2 macam, dipindang dan dimasak dengan santan, niatnya : ngrasul. Selawatnya 4 keteng. Doanya : rasul. Candranya : lesus awor lan pancawara = lebar pemandangannya, dalam pikirannya. Ketika “kala wuku” berada di timur laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi kala

22. Wuje, dewanya betara kuwera = menggirangkan hati orang lain, perkataannya lurus dan mengherankan, singkat hati, tetapi sebentar baik. Memasang keris terhunus disebelah kaki = waspada dan tajam hatinya. Pohonnya : Tal = panjang umurnya, besar tanda kebahagiannya, kuat dan tetap hatinya. Burungnya : gogik = cemburuan, tak suka kepada keramaian. Gedungnya terlentang didepan = pengasih.
Bahayanya : diteluh. Tangkalnya : selamatan jajan pasar secukupnya dan bermacam-macam ketan seharga sataksawe (+/- 10 sen). Yang dibeli dahulu madu untuk selanunggal rum arum = peteng hati, sukar dijalani, suka kepada bau harum, besar kehendaknya. Ketika “kala wuku “ berada di barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

23. Manahil, dewanya sangyang Citragatra = menjunjung diri sendiri, dapat berkumpul ditempat ramai, bakat angkuh, selalu bersedia-sedia untuk membela diri. Air dijembung dibelakangnya = Arum perintahnya, akan tetapi tak mempunyai pangkat. Memangku tombak terhunus = waspada dan tajam hatinya.
Pohonnya : Tageron = sedikit faedahnya, liat hatinya. Burungnya : Sepahan = liar budinya, tajam pikirannya. Bahayannya : terkena senjata tajam.Penangkalnya : selamatan nasi liwet beras sepitrah, lauknya daging ayam dan ikan, sayuran secukupnya, sambal gepeng. Selawatnya 8 keteng. Doanya : Selamat tolak bilahi. Candranya : Trenggana abra ing wijit = sabar segala kemauannya, tak suka menganggur, banyak kemauannya.Ketika kala wuku berapa di Tenggara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

24. Prangbakat, dewanya sangyang Bisma = pemarah, tangkas, pemalu, memperlihatkan watak prajurit, menghendaki jadi pemimpin orang, lurus pembicaraannya, segala yang dikehendaki tak ada sukarnya. Kakinya kanan direndam dalam air jembung = perintahnya dingin didepan panas dibelakang. Pohonnya : Tirisan = panjang umurnya, cukup rejekinya, tetap pikiranya.
Burungnya : urang-urangan = cepat kerjanya. Bahayanya : memanjat atu karena tingkahnya sendiri. Tangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah, lauknya daging sapi, dimasak bumbu manis, sayuran secukupnya. Selawatnya : pacul. Doanya : aelamat pina. Candranya : wesi trate pulasani = keras hatinya, cepat kerjanya, pemberi, jujur, belas kasihan. Ketika “kala wuku” berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan menggali tanah.

25. Bala, dewanya batari Durga = suka berbuat huru-hara,membuat berita, jahil, suka bercampur dengan kejahatan, tak ada yang ditakuti, pandai sekali bertindak jahat. Pohonnya : cemara = ramai bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati.
Burungnya : Ayam hutan = liar budinya, dicintai oleh pembesar, tinggi budinya, banyak tanda-tanda akan mendapat bahagia, suka tinggal ditempat yang sunyi. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah dilahir. Bahayanya : diteluh dan kena upas.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, sayur 7 macam, panggang ayam hitam. Selawatnya 40 keteng. Doanya : Rajukna : Udan salah mangsa = rejekinya dari jual beli.Ketika kala wuku berada di Barat-Laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

26. Wugu, dewanya sangyang Singajala = banyak akal, lekas mengerti, baik budinya. Pohonya : Wuni sedang berbuah = siapa yang melihat bagaikan mengidam, akan tetapi jika telah makan, sering mencela, banyak rejekinya. Burungnya : Podang = cemburuan, tidak suka berkumpul. Gedungnya tertutup dibelakang = hemat dan pendia. Bahayanya : digigit ular dan disia-sia.
Penangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus dan bermacam-macam ketan, jajan pasar, lauknya daging bebek putih sejodoh dimasak dengan santan. Selawatnya 10 keteng. Doanya: Selamat. Candranya : awang-uwung = baik budinya.Ketika kala wuku berada di sebelah Selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

27. Wayang, dewanya batari Sri = banyak rejekinya, pradah, bakti, teliti, dingin perintahnya dicintai oleh orang banyak. Jembung berisi air didepan dan duduk disitu = sejuk hatinya, sabar, rela hati, akan tetapi harus diperlihatkan pemberiannya. Pasang keris terhunus = perintahnya mudah didepan, sukar dibelakang. Pohonnya = Cempaka = dicintai oleh orang banyak
Burungnya = Ayam hutan = dicintai oleh pembesar, liar budinya, berbakat angkuh, senang tinggal ditempat yang sunyi. Bahayanya : kenah tulah dan difitnah.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, daging kambing kendit dimasak macam-macam ketan, ayam dimasak sesukanya, sayuran secukupnya. Selawatnya 40 keteng. Doanya : selamat. Candranya : damar murub, bumi langit = selamat, banyak ilmunya.Ketika kolo wuku berada diatas, dalam 7 hari tak boleh naik.

28. Kulawu, dewanya sangyang Sadana = kuat budinya, besar harapannya. Duduk dijembung berisi air ditepi kolam = sejuk hatinya, dingin perintahnya. Membelakangi senjata tajam = pikirannya terdapat dibelakang, kurang pandai. Pohonnya : Tal = panjang umurnya, besar harapannya, kuat budinya.
Burungnya : Nori, boros, murka. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya : terkena bisa. Penangkalnya : selamatannasi golong beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam dan bebek yang berwarna merah, ikan dan daging burung, dimasak sekehendahnya. Selawatnya 5 keteng. Doanya : Kabula. Candranya : Bun tumetes ing sendang = ketika kecil miskin, akhirnya besar kebahagiannya, banyak rejekinya.Ketika kala wuku berada di Utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

29. Dukut, dewanya sangyang Sakri = keras hatinya. Menghadapi keris terhunus = waspada, tajam pikirannya, segala yang dilihatnya berhasrat dipunyainya. Pohonnya : Pandan wangi = kiri tempatnya, dengki, tak boleh didekati. Burungnya : Ayam hutan = dicintai oleh para pembesar, liar dan tinggi budinya, besar harapannya, suka tinggal ditempat sunyi.
Membelakangi gedungnya = hemat dan pendiam. Bahayanya : dimedan perang.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, lauknya panggang ayam putih mulus dan ayam brumbun. Selawatnya satakswawe. Doanya : Slamet. Candranya : tunggul asri sesengkeraning nata = bagus rupanya, penakut.Ketika kala wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

30. Watugunung, dewanya sangyang Antaboga dan batari Nagagini. Antaboga = senang tinggal alam untuk bertapa. Nagagini = gemar kepada asamara. Menghendaki janji = suka bertapa ditempat yang sunyi, jika menjadi pendita, mendapat kehormatan, gemar bersemedi, sering bersedih hati. Pohonnya : Wijayakusuma = rupawan, tinggi budinya, tidak suka pada keramaian, terlihat angkuh, teliti. Burungnya : Gogik = cemburuan. Bilahinya : teraniaya.
Penangkalnya : selamatan beras sepitrah dikukus, lauknya daging binatang yang diburu, binatang berliang, burung, semuanya yang halal, dimasak bermacam-macam jenang, daun-daunan 7 macam. Selawatnya 9 keteng. Doanya : Mubarak. Candranya : Lintang wulan keraianan = terang hatinya, tetapi tidak bercahaya.Ketika kala wuku berapa di timur, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.